Kurikulum Berbasis Cinta Jangan Direduksi, Andi Fatimah Kadir Serukan Implementasi Holistik

Kurikulum Berbasis Cinta Jangan Direduksi, Andi Fatimah Kadir Serukan Implementasi Holistik

SUARATA, Pinrang – Pengawas Madrasah tingkat MA, Kemenag Pinrang, Andi Fatimah Kadir, S.Ag., M.Pd., mengingatkan agar implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) tidak direduksi sebatas aspek teknis pembelajaran. Menurutnya, KBC adalah roh transformasi pendidikan yang harus menyentuh seluruh ekosistem madrasah secara holistik.

“Banyak pihak di lapangan hanya fokus pada bagaimana menginsersi atau mengintegrasikan KBC dalam modul ajar, padahal itu hanya bagian kecilnya,” ujarnya.

Ia menegaskan KBC tidak boleh dipersempit menjadi urusan teknis seperti RPP, modul ajar, atau metode mengajar semata. “KBC adalah roh transformasi pendidikan, bukan sekadar checklist administrasi,” imbuhnya.

Andi Fatimah Kadir menjelaskan, KBC perlu diterapkan secara menyeluruh pada lima aspek utama ekosistem pendidikan:

  • Kepemimpinan welas asih: kepala madrasah, guru senior hingga pengawas menjadi teladan cinta, menghadirkan empati dan keadilan dalam setiap keputusan.
  • Budaya/Iklim madrasah inklusif: madrasah menjadi rumah bersama yang aman bagi semua murid tanpa diskriminasi.
  • Pembelajaran mendalam: proses belajar menanamkan nilai, karakter, dan daya cipta, bukan sekadar mengejar nilai akademis.
  • Manajemen kelas humanis: disiplin positif ditegakkan tanpa kekerasan; guru berperan sebagai fasilitator sekaligus sahabat belajar.
  • Peran serta orang tua dan masyarakat: pendidikan melibatkan orang tua dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan anak.

“Apabila lima aspek ini tidak berjalan selaras, KBC akan kehilangan ruhnya. Kalau hanya berhenti di ranah pembelajaran, KBC akan dangkal dan administratif,” tegasnya.

Ia berharap madrasah-madrasah di Pinrang dan daerah lainnya segera menjadikan KBC sebagai arus utama transformasi pendidikan agar tidak hanya melahirkan lulusan cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter welas asih dan berdaya saing global. (***)

Bagikan: