Danposal TNI AL Pinrang Letda Laut (P) Walno Hadiri Maulid Akbar dan Karnaval Sayyang Pattu’duq di Desa Lero

SUARATA || Suppa, Pinrang – Peringatan Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M yang dirangkaikan dengan tradisi budaya Sayyang Pattu’duq berlangsung meriah di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Senin (29/9/2025).
Acara bertema “Meneladani Akhlak Rasulullah SAW dan Melestarikan Tradisi Budaya dalam Membangun Masyarakat Religius” ini dihadiri oleh Danposal TNI AL Pinrang, Letda Laut (P) Walno, bersama jajaran Forkopimda, Forkopimca, tokoh agama, serta ribuan pengunjung yang datang tidak hanya dari wilayah setempat, tetapi juga dari berbagai daerah di luar Pinrang.

Kegiatan diawali dengan penyerahan bantuan mustahik oleh Baznas Kabupaten Pinrang, dilanjutkan dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an, serta sambutan dari Pj Kepala Desa Lero dan Wakil Bupati Pinrang, H. Sudirman Bungi, S.IP., M.Si.
Acara inti berupa hikmah Maulid disampaikan oleh Ustadz Mas’ud Shaleh, Wakil Sekjen PBNU Pusat, yang mengajak umat Islam untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesempatan tersebut, Letda Laut (P) Walno menegaskan pentingnya menjaga sinergi antara nilai-nilai religius dan budaya maritim di kawasan pesisir Pinrang.
“Tradisi seperti Sayyang Pattu’duq dan perayaan Maulid Nabi bukan hanya memperkuat nilai keagamaan, tetapi juga melestarikan identitas budaya pesisir. TNI AL siap mendukung masyarakat dalam menjaga tradisi dan membangun karakter religius di wilayah maritim,” ujarnya.
Usai rangkaian keagamaan, pada siang hari pukul 14.00 WITA, Bupati Pinrang secara resmi melepas karnaval Sayyang Pattu’duq, yang diikuti puluhan kuda hias dengan penunggang anak-anak.
Kegiatan ini menjadi simbol syukur sekaligus wujud kemeriahan Maulid Akbar di Desa Lero, yang menarik perhatian pengunjung dari luar daerah untuk turut menyaksikan keunikan tradisi Mandar tersebut.
Sebelumnya, dalam rangkaian peringatan ini, Pos TNI AL Pinrang juga menggelar Lomba Perahu Tradisional Lepa-lepa Race di perairan Teluk Parepare. Lomba tersebut diikuti puluhan peserta dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat pesisir dan wisatawan.
Menurut Letda Laut (P) Walno, lomba lepa-lepa merupakan bagian dari kearifan lokal bahari yang selaras dengan semangat Maulid Nabi.
“Budaya bahari seperti lomba lepa-lepa adalah warisan leluhur yang harus dijaga. Kegiatan ini memperkuat kebersamaan sekaligus mengangkat potensi wisata bahari Desa Lero,” katanya.
Dengan perpaduan nilai religius, tradisi Mandar Sayyang Pattu’duq, serta budaya bahari lomba lepa-lepa, Desa Lero kembali menegaskan dirinya sebagai pusat kehidupan religius sekaligus kebudayaan pesisir yang menarik minat masyarakat hingga ke luar daerah. (***)