Bambang Widiatmoko Mengintip Sastra dan Puisi Maha Karya Anak Daerah

SUARATA.Com,PAREPARE–Sastrawan ternama Indonesia Bambang Widiatmoko, datang dari Jakarta bertandang di kota cinta, di tanah kelahiran presiden ke tiga Indonesia, Bj Habibie, puisi dilantunkan bagai ayat yang menggema di telinga.
Bambang Widiatmoko, bukan pemuda yang masih belia perihal sastra, bukan pula remaja yang terus saja berbicara persoalan cinta, putus dan sakit hatinya.

Ia dilahirkan dari prosa, dan dibesarkan oleh pengharapan karya yang didoakn semesta. Bambang Widiatmoko datang dari Jakarta, bertandang mengitip karya putera puteri daerah, kota kecil ditepi senja Sulawesi Selatan, Parepare terkasih.
“Perihal sastra, jiwa saya tidak akan mati. Upaya dan permohonan selalu saya langkahkan, agar bisa melibatkan diri menyaksikan generasi bercinta dengan diksi,” kata Bambang di hadapan Jurnalis perempuan Suarata.Com, (27/8/2024).
Puisi adalah perpaduan sempurna atas cinta yang dipersembahkan kepada semester dan pemiliknya. Jika tidak berpuisi dan menyairkan ayat cinta. Lenyaplah sudah ketenangan hati dan jiwa manusia.
Bersama sebuah buku dan tas sampingnya, Bambang berceritra di Festival Sastra maha karya Rumah Puisi Parepare. Setiap pikiran dan imajinasi begitu paripurna berpadu melantunkan syairnya.
Bambang dan seisi ruangan hanyut dalam lantunan diskusi perihal puisi dan sastra. Keduanya rekat sulit dipisah, ibarat sepasang kekasih yang kian lama berpisah lalu tetiba berjumpa.
“Saya selalu bahagia dan bergairah jika telah dipertemukan puisi dan penyairnya. Setelah maya dan dunia, sastra adalah kehidupan, kami kekal bersama karya,” ujar Bambang.
Dibeberapa kesempatan, senyum Bambang terpancar begitu tenangnya. Ada bahagia dan bangga di hati, melihat jutaan kata telah diabadikan di buku antalogi puisi yang sedari tadi ia genggam, berseblah dengan bekal bukunya dari Jakarta.
“Terima kasih Rumah Puisi Parepare, terima kasih yang begitu amat kepada generasi, untuk diksi dan puisi yang dipersembahkan dan diabadikan. Hati saya bersukacita, Parepare telah lahirkan keabadian,” pungkasnya.
Sekadar Informasi yang dikutipkan Suarata.com dari lamanya Wikipedia, Bambang Widiatmoko, lahir di Yogyakarta seorang sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya berupa esai, cerita pendek, dan puisi yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar dan terhimpun di berbagai antologi puisi, esei, dan memoar.
Puisi-puisi Bambang banyak dibahas dalam berbagai kajian, digunakan sebagai materi lomba baca puisi dan musikalisasi puisi. Namanya tercatat sebagai salah satu penyair DNP (Dari Negeri Poci). Di sela pekerjaannya sebagai dosen, Bambang Widiatmoko juga aktif sebagai Ketua Komunitas Sastra Indonesia.
Beberapa perhelatan sastra berskala nasional dan internasional pernah mengundangnya hadir sebagai peserta dan pembicara, antara lain Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia dan 33rd World Congress of Poets di Ipoh Malaysia, 2013.(*)